Selain itu pemakai heroin akan mengalami kecanduan (adiksi), sehingga tidak mau menghentikan pemakaian heroin tersebut. Bila dihentikan secara tiba-tiba, jaringan saraf tubuh akan mengalami perubahan atau reaksi fisik yang bisa berakibat fatal.
Oleh karena itu, seorang pecandu yang ingin berhenti kecanduan harus ditangani oleh dokter ahli agar kerusakan yang terjadi pada jaringan dapat berkurang secara tepat.
Contoh Obat-obatan yang Mempengaruhi Kerja Saraf
Berikut beberapa contoh jenis obat yang dapat mempengaruhi sistem kerja saraf.
1. Desinfektans, merupakan obat luar pembunuh kuman, misalnya alkohol, iodium, dan pengompres luka.
2. Depresan, merupakan obat penghambat fungsi neuron dalam sistem saraf pusat. Yang termasuk obat ini yaitu:
a. Etil, alkohol dalam minuman keras;
b. Obat tidur dan penenang (hipnotika dan sedativa), misalnya barbiturat (seconal, nembutal, luminal, dan amytol), nonbarbiturat (doriden, placidyl, noludar, dan methaqualone), serta turunan diazepam/valium (nitrazepam dan flunitrazepam);
c. Minortranqualizers.
3. Stimulan, termasuk jenis obat yang dapat menstimulasi sistem saraf simpatetik, misalnya metamfetamin, amfetamin, kafein, deksedrin, ritaline, metil fenidate, dan phenmetracine.
4. Halusinogen, termasuk jenis obat untuk menambah keyakinan diri yang bersifat sementara, contohnya lysergic acid diethylamide (LSD), atropin, scopelamin, tetrahidrokanabinol, dan fensiklidin.
5. Narkotika, termasuk jenis obat yang dapat menurunkan transmisi saraf pada lintasan sensorik dari sumsum tulang belakang dan otak yang memberi isyarat rasa nyeri dan menghambat neuron dalam sumsum lanjutan (medula oblongata) contohnya morphin, codeine, heroin, metadon, dan nalline.
Genre :
Biologi
Tidak ada komentar
Emoticon